Silogisme Kategorial, Silogisme Hipotesis, Silogisme Alternatif.

Silogisme Kategorial

Yang dimaksud dengan silogisme adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan prosposisi yang ketiga. Secara khusus silogisme kategorial dapat dibatasi sebagai suatu argumen deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga proposisi katergorial, yang disusun sedemikian rupa sehingga ada tiga term yang muncul dalam rangkaian pernyataan itu. Tiap-tiap term hanya boleh muncul dalam dua pernyataan, misalnya :
1. Semua buruh adalah manusia pekerja.
2. Semua tukang batu adalah buruh.
3. Jadi, semua tukang batu adalah manusia pekerja.
Dalam rangkaian pernyataan di atas terdapat tiga proposisi a + b + c. Dalam rangkaian silogisme kategorial hanya terdapat tiga term, dan tiap term muncul dalam dua proposisi.

Silogisme Hipotesis

Silogisme hipotesis atau silogisme pengandaian adalah semacam pola penalaran deduktif yang mengandung hipotese. Silogisme hipotetis bertolak dari suatu pendirian, bahwa ada kemungkinan apa yang disebut dalam proposisi itu tidak ada atau tidak terjadi. Premis mayornya mengandung pernyataan yang bersifat hipotesis. Oleh karena sebab itu rumus proposisi mayor dari silogisme ini adalah:
Jika P, maka Q

Contoh silogisme hipotesis :

Premis mayor : Jika tidak turun hujan, maka panen akan gagal.

Premis minor : Hujan tidak turun.

Konklusi : Sebab itu panen akan gagal.

Dalam kenyataan, yaitu bila kita menghadapi persoalan, maka kita dapat mempergunakan pola penalaran di atas.

Silogisme Alternatif

Jenis silogisme yang ketiga adalah silogisme alternatif atau disebut juga silogisme disjungtif. Silogisme ini dinamakan demikian, karena proposisi mayornya merupakan sebuah proposisi yang mengandung kemungkinan-kemungkinan atau pilihan-pilihan. Sebaliknya porposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya. Sebagai contoh berikut :

Premis mayor : Ayah ada dikantor atau dirumah

Premis minor : Ayah ada dikantor

Konklusi : Sebab itu, ayah tidak ada dirumah.

Atau

Premis mayor : Ayah ada dikantor atau dirumah

Premis minor : Ayah tidak ada dikantor

Konklusi : Sebab itu, ayah ada dirumah.


sumber : http://fachruramadhan.blogspot.com/2013_03_01_archive.html

0 comments:

Total Pageviews



Ridho-Blogger.com. Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts